Christina Ambarwati, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek
Saat bersekolah di SMA Negeri 1 Trenggalek saya dipanggil ‘Siki’. Buat yang belum pernah dengar, Siki adalah salah satu Desa di pelosok Kabupaten Trenggalek. Tepatnya di Kecamatan Dongko. Memang saya dibesarkan di desa ini. Panggilan ini sebetulnya untuk mengolok-olok saya yang tinggal di desa yang lokasinya 40 km dari ibu kota kabupaten. Karena terlalu jauh, saya harus kos di kamar sederhana di dekat sekolah. Tak lain karena termotivasi oleh keluarga yang walaupun miskin namun berharap punya masa depan baik. Untuk membiayai pendidikan saya, tanah sepetak milik simbah dijual. Itupun belum cukup. Masih dibantu bude, pakde, dan kakak-kakak.
Belakangan pengalaman hidup ini menginspirasi saya untuk berpihak bagi orang-orang yang lemah. Olok-olok tadi contoh bullying yang tidak boleh terjadi terhadap orang-orang yang rentan. Terutama perempuan dan penyandang disabilitas, dan tentunya orang-orang miskin. Bersama teman-teman Dinas Sosial selama bertahun-tahun kami berjuang agar penyandang disabilitas mental dibebaskan dari pasung. Termasuk melalui insiatif bersama KOMPAK melalui Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan Lainnya (Musrena Keren).
Awalnya saya kasihan melihat penyandang disabilitas tidak punya ruang terlibat dalam perencanaan pembangunan. Perempuan juga sejauh ini belum maksimal dalam memberikan usulan. Sementara anak-anak belum diberi kesempatan lebih untuk menyampaikan gagasan. Di KabupatenTrenggalek banyak warga miskin yang terpaksa menjadi buruh migran. Mestinya mereka bisa lebih mewarnai usulan pembangunan di daerah.
Alhamdulillah gagasan ini sudah didukung bupati dan banyak pihak di kabupaten. Setelah terbitnya Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Musrena Keren, forum musyawarah khusus ini sudah terlaksana di seluruh wilayah. Awalnya hanya uji coba di empat kecamatan. Pemerintah kabupaten juga sudah mulai mengakomodasi usulan dari kelompok rentan. Satu pembelajaran saya petik dari kisah hidup saya dan Musrena Keren: setiap orang bisa sukses jika diberi kesempatan.
--
Anak-anak yang pergi melaut umumnya malu kembali ke sekolah karena merasa telah tertinggal pelajaran. Saat itu, sebagian guru masih beranggapan, belajar hanya bisa dilakukan di...
Saya Didin, Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya BAPPEDA Litbang Kabupaten Pekalongan. Jabatan ini memposisikan saya sebagai anggota perumus Laboratorium Kemiskinan, sebuah...
Muhammad, Kepala Seksi Pemerintahan Desa Rarang Selatan, Kabupaten Lombok Timur